Sebagai seorang mahasiswa yang menggeluti ilmu ekonomi, saya menyaksikan langsung bagaimana ketimpangan dalam diskusi kelas dapat menghambat pemahaman mendalam terhadap materi yang diajarkan. Dalam banyak sesi diskusi, kami, mahasiswa, sering kali terjebak dalam ketergantungan terhadap perangkat teknologi seperti ponsel. Alhasil, setiap kali pertanyaan dilemparkan, kami lebih memilih mencari jawaban melalui internet daripada berdiskusi secara aktif satu sama lain. Pendekatan ini tentu saja tidak ideal, karena dapat mengurangi interaksi dan kolaborasi yang seharusnya menjadi inti dari proses belajar.
Situasi ini menjadi semakin jelas ketika kami membahas masalah ekonomi yang kompleks, seperti ketidakmerataan pendapatan dan dampaknya terhadap masyarakat. Dalam keadaan seperti ini, kemampuan untuk berdiskusi dan berbagi perspektif sangatlah penting. Namun, jika mahasiswa lebih memilih untuk menggunakan HP sebagai sumber utama informasi, maka pemikiran kritis dan analisis mendalam sering kali terabaikan. Kami menjadi pasif dan hanya menerima informasi tanpa keberanian untuk mempertanyakan atau membahasnya lebih lanjut.
Dalam konteks ini, peran guru sangatlah penting. Seorang guru harus memiliki berbagai metode pengajaran yang menarik dan sesuai dengan gaya belajar siswa. Hal ini memerlukan pemahaman yang mendalam tentang karakteristik siswa dan pendekatan yang fleksibel. Pembelajaran yang menyenangkan, seperti pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), dapat membuat siswa lebih terlibat. Melalui CTL, siswa diajak untuk mengaitkan materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata, sehingga mereka dapat melihat relevansi dari apa yang diajarkan.
Pengalaman saya berinteraksi dengan guru yang menerapkan metode CTL sangat berkesan. Beliau tidak hanya mengandalkan buku teks, tetapi juga menghadirkan berbagai sumber belajar, seperti studi kasus, diskusi kelompok, dan simulasi. Dengan cara ini, kami didorong untuk aktif berpikir dan berkontribusi dalam diskusi, yang pada gilirannya membantu kami mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang isu-isu ekonomi yang dihadapi masyarakat.
Kesimpulannya, untuk mengatasi masalah ketimpangan dalam diskusi di kelas, penting bagi kami sebagai mahasiswa untuk lebih aktif terlibat dan tidak bergantung pada teknologi semata. Di sisi lain, guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan interaktif, sehingga mahasiswa mau berpartisipasi dan berbagi pemikiran. Dengan pendekatan yang tepat, kami dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih dinamis dan produktif, mampu melahirkan pemikir-pemikir kritis di bidang ekonomi.
Leave a Comment