Sebagai seorang guru, saya meyakini bahwa teknologi memiliki peran besar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Namun, penerapannya di sekolah sering kali menghadapi tantangan, baik dari segi fasilitas maupun kualitas sumber daya manusia (SDM) yang mengelolanya. Dengan latar belakang itu, saya mengikuti Diklat Nasional 40JP bertema “Strategi Efektif Merancang Pembelajaran yang Menyenangkan Berbasis Deep Learning” bersama Akhmad Sulayman, S.Pd.I.
Diklat ini membuka wawasan saya tentang bagaimana teknologi dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran berbasis deep learning. Pendekatan ini tidak hanya membuat pelajaran lebih interaktif dan menarik, tetapi juga membantu siswa memahami materi secara lebih mendalam melalui simulasi, media digital, dan pembelajaran kolaboratif.
Salah satu kendala yang saya hadapi adalah SDM yang kurang berkualitas dalam penguasaan teknologi di lingkungan sekolah. Tidak semua guru dan tenaga pendidik siap atau terbiasa menggunakan perangkat dan aplikasi pembelajaran digital. Hal ini membuat penerapan strategi berbasis teknologi memerlukan pelatihan tambahan, pendampingan, dan adaptasi bertahap.
Meski begitu, saya melihat perubahan positif setelah menerapkan beberapa ide dari diklat. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih baik—materi dapat disampaikan dengan cara yang lebih variatif, siswa lebih tertarik mengikuti pelajaran, dan interaksi di kelas meningkat. Bahkan, siswa yang biasanya pasif mulai lebih berani mencoba menggunakan teknologi dalam presentasi maupun tugas kelompok.
Pengalaman ini mengajarkan saya bahwa teknologi hanyalah alat; keberhasilan penerapannya tetap bergantung pada kemauan guru dan siswa untuk belajar dan beradaptasi. Diklat ini memberi saya dorongan untuk terus mengasah keterampilan teknologi, sekaligus mengajak rekan sejawat untuk bersama-sama meningkatkan kualitas pembelajaran demi masa depan pendidikan yang lebih maju.
Leave a Comment