Mengajar bukan sekadar menyampaikan materi, tetapi juga menumbuhkan keterampilan hidup pada siswa. Hal inilah yang saya rasakan setelah mengikuti Diklat Nasional 40JP bertema “Strategi Efektif Merancang Pembelajaran yang Menyenangkan Berbasis Deep Learning” bersama Syuaib, S.Pd.I.
Materi yang paling berkesan bagi saya adalah tentang strategi integrasi pembelajaran mendalam melalui project-based learning (PBL). Topik ini membuka wawasan saya bahwa pembelajaran tidak boleh hanya berfokus pada capaian kognitif, tetapi juga harus mengasah proses berpikir kritis, kolaborasi, dan kreativitas siswa. Penjelasan tentang bagaimana merancang proyek yang relevan dengan konteks kehidupan nyata sungguh menginspirasi saya. Saya melihat PBL sebagai jembatan yang dapat membuat pembelajaran lebih bermakna, berdampak jangka panjang, dan relevan dengan kurikulum baru tahun ajaran 2025/2026.
Tentu saja, proses penerapannya tidak lepas dari tantangan. Perbedaan kesiapan belajar siswa menjadi salah satu hambatan. Tidak semua siswa terbiasa dengan metode pembelajaran berbasis inkuiri atau proyek; sebagian masih cenderung menunggu instruksi langsung dan ragu untuk mengeksplorasi ide secara mandiri. Keterbatasan waktu serta tuntutan administratif juga menjadi faktor yang perlu dihadapi. PBL memerlukan perencanaan matang dan waktu yang cukup panjang untuk satu topik, sementara kurikulum sering kali padat dengan target capaian yang ketat.
Meski demikian, saya memandang hambatan ini sebagai bagian dari proses adaptasi. Dengan penyesuaian bertahap dan komunikasi yang baik dengan siswa, saya optimis strategi ini bisa dijalankan lebih efektif di masa depan. Kuncinya adalah membangun kepercayaan diri siswa dan memberikan mereka ruang untuk bereksperimen serta merefleksikan hasil belajarnya.
Setelah mengikuti diklat ini, saya merasakan perubahan signifikan dalam cara saya merancang dan melaksanakan pembelajaran. Saya kini lebih fokus pada proses belajar, bukan hanya pada hasil akhir. Aktivitas di kelas menjadi lebih kontekstual dan melibatkan siswa secara aktif. Mereka terlihat lebih antusias, terlibat, dan berani berpendapat.
Dari sisi saya sebagai pendidik, diklat ini menumbuhkan kepercayaan diri dan semangat berinovasi. Saya belajar bahwa perubahan kecil dalam pendekatan mengajar bisa memberikan dampak besar bagi cara siswa belajar. PBL bukan hanya sebuah metode, tetapi juga sebuah filosofi yang memerdekakan siswa untuk menjadi pembelajar seumur hidup.
Leave a Comment