Testimoni Hety Tri Mulyani: Membangun Kecerdasan Emosional di Kelas SMA Negeri 1 Juwana
Nama saya Hety Tri Mulyani, S. Pd., seorang guru di SMA Negeri 1 Juwana. Saya percaya bahwa pendidikan bukan hanya tentang mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga mengenai bagaimana kita mengelola emosi baik sebagai pendidik maupun dalam interaksi dengan siswa. Untuk itu, saya mengikuti diklat yang bertujuan untuk memahami kondisi emosional generasi Alfa—generasi yang lahir dalam era digital.
Diklat ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana emosi memengaruhi proses belajar. Salah satu hal yang saya pelajari adalah bahwa emosi tidak selalu identik dengan kemarahan. Seringkali, emosi yang positif dan negatif dapat memengaruhi daya serap siswa dalam belajar. Mengelola emosi adalah aspek penting yang harus diperhatikan, tidak hanya pada diri saya sebagai guru, tetapi juga dalam menyelaraskan emosi siswa dengan tujuan pembelajaran.
Saat saya menerapkan ilmu yang didapat dari diklat ini, saya menyadari bahwa tugas saya tidak hanya mengajarkan materi pelajaran, tetapi juga membantu siswa untuk lebih memahami emosi mereka sendiri. Ini melibatkan penciptaan lingkungan belajar yang aman dan mendukung, di mana siswa merasa nyaman untuk mengekspresikan diri mereka. Dengan cara ini, saya bisa menyelaraskan emosi mereka dengan tujuan pembelajaran, sehingga proses belajar menjadi lebih efektif.
Salah satu tantangan yang saya hadapi adalah mengelola emosi saya sendiri. Dalam situasi tertentu, saya harus tetap tenang dan bijaksana, meskipun situasi di kelas bisa menjadi sangat menegangkan. Saya belajar untuk memanfaatkan teknik-teknik yang diajarkan dalam diklat, seperti mindfulness dan komunikasi empatik, untuk membantu saya tetap fokus dan mendukung para siswa dengan cara yang lebih konstruktif.
Melalui pengalaman ini, saya merasa lebih siap untuk tidak hanya menyampaikan ilmu pengetahuan, tetapi juga membantu siswa menjadi lebih dewasa dalam memikul tanggung jawab mereka. Saya percaya bahwa dengan mengedepankan kecerdasan emosional dalam pendidikan, kita dapat membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga matang secara emosional.
Saya sangat berterima kasih kepada penyelenggara diklat ini, yang telah membuka pikiran dan hati saya tentang pentingnya emosi dalam dunia pendidikan. Semoga pengalaman ini dapat menjadi inspirasi bagi rekan-rekan guru lainnya untuk terus belajar dan berkembang demi menciptakan atmosfer belajar yang lebih baik.
Leave a Comment