Testimoni Satia Sari Siauta, S.Pd.: Pengalaman Berharga di Diklat Nasional 40JP
Nama saya Satia Sari Siauta, S.Pd., dan saya adalah guru di KB PAUD IT Rainbow Kids Ambon. Saya ingin berbagi pengalaman luar biasa yang saya dapatkan dari Diklat Nasional 40JP dengan tema “Optimalisasi Permainan dan Aktivitas Stimulasi Kecerdasan Majemuk Anak PAUD untuk Menumbuhkan Kemampuan Multidimensi Sejak Dini.” Saya memutuskan untuk mengikuti diklat ini karena ketertarikan saya yang mendalam terhadap pengembangan anak usia dini, terutama dalam membantu mereka menumbuhkan berbagai aspek kecerdasan.
Materi yang disampaikan dalam diklat ini sangat relevan dengan peran saya sebagai pendidik PAUD. Saya percaya bahwa setiap anak memiliki potensi yang unik, dan pendekatan yang tepat, seperti permainan yang dirancang secara strategis, dapat membantu mengembangkan kemampuan kognitif, sosial-emosional, kinestetik, hingga musikal mereka. Tujuan utama saya adalah memperkaya wawasan dan mendapatkan inspirasi baru tentang cara mengintegrasikan stimulasi kecerdasan majemuk ke dalam kegiatan sehari-hari di kelas, sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan bermakna.
Setelah mengikuti diklat ini, saya mencoba menerapkan salah satu kegiatan stimulasi kecerdasan majemuk, yaitu “Bercerita Berima dan Gerak Irama.” Dalam kegiatan ini, anak-anak diajak mendengarkan cerita pendek yang saya bacakan dengan irama tertentu, kemudian mereka bergerak mengikuti isi cerita, seperti menari, melompat, atau meniru suara binatang. Aktivitas ini ternyata sangat efektif, dan anak-anak yang memiliki kecerdasan musikal serta kinestetik sangat antusias terlibat. Bahkan, anak-anak yang biasanya pasif ikut berpartisipasi karena merasa kegiatan ini menyenangkan.
Salah satu momen paling berkesan bagi saya selama diklat adalah saat pemateri membahas pentingnya mengenali kecerdasan majemuk anak, terutama bagi mereka yang sering dianggap “lambat belajar.” Kisah nyata yang disampaikan sangat mengena, mengingatkan saya pada salah satu murid yang aktif bergerak dan sering dianggap “nakal.” Sesi ini mengubah pandangan saya, dan saya menyadari bahwa setiap perilaku anak memiliki alasan. Tugas kami sebagai guru adalah menggali potensi mereka, bukan hanya menuntut mereka untuk mengikuti pola yang sama.
Diklat ini bukan hanya menambah ilmu, tetapi juga menyentuh sisi emosional dan menguatkan kembali panggilan saya sebagai pendidik anak usia dini. Saya kini lebih reflektif dalam merancang pembelajaran, memperhatikan aspek sosial, emosional, dan berbagai kecerdasan anak. Saya merasa lebih sabar dan bijak dalam menghadapi karakter anak yang beragam, serta berusaha memahami potensi tersembunyi di balik perilaku mereka.
Pengalaman ini membantu saya tumbuh tidak hanya sebagai guru, tetapi juga sebagai pembelajar yang terus berkembang. Saya menjadi lebih terbuka terhadap masukan dan diskusi dengan rekan sejawat. Yang terpenting, saya merasa lebih utuh sebagai pendidik bukan hanya mengajar, tetapi juga membimbing dan menemani proses tumbuh kembang anak secara menyeluruh. Terima kasih kepada penyelenggara diklat ini yang telah memberikan saya kesempatan untuk belajar dan berkembang!
Leave a Comment