Testimoni Ruhaena: Transformasi dalam Pengajaran Melalui Diklat Kecerdasan Majemuk Anak PAUD
Nama saya Ruhaena, seorang guru di KB Kasih Ibu. Sebagai pendidik, saya selalu berusaha untuk memperluas wawasan dan pengalaman dalam mendidik anak-anak. Salah satu langkah yang saya ambil adalah mengikuti Diklat Kecerdasan Majemuk Anak PAUD. Pengalaman pertama kali menerapkan ilmu dari diklat ini di ruang kelas sangat berkesan dan penuh pembelajaran.
Setelah mengikuti diklat, saya merasa antusias untuk mencoba pendekatan yang mengakomodasi berbagai jenis kecerdasan anak. Saya memutuskan untuk fokus pada kecerdasan musikal dan kinestetik dalam satu kegiatan pembelajaran bertema “Mengenal Warna” untuk anak-anak PAUD di kelas saya. Aktivitas ini tidak hanya menyenangkan, tetapi juga memberikan peluang bagi anak-anak untuk belajar dengan cara yang cocok dengan kemampuan unik mereka.
Kegiatan Diklat Kecerdasan Majemuk Anak PAUD sangat membantu pertumbuhan saya sebagai guru. Berikut adalah beberapa dampak positif dari diklat ini:
1. Pemahaman tentang Kecerdasan Majemuk: Diklat ini memperkenalkan saya pada teori kecerdasan majemuk dari Howard Gardner. Saya belajar bahwa setiap anak memiliki kombinasi kecerdasan yang unik, seperti kecerdasan linguistik, logis-matematis, spasial, kinestetik, musik, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis. Pemahaman ini membuat saya lebih peka terhadap kebutuhan individu anak-anak.
2. Pendekatan Pembelajaran yang Beragam: Saya diajarkan untuk merancang kegiatan pembelajaran yang mengakomodasi berbagai jenis kecerdasan. Misalnya, saya menggunakan lagu untuk anak-anak dengan kecerdasan musikal dan permainan fisik untuk anak-anak yang lebih kinestetik. Hal ini membuat saya lebih kreatif dalam mengembangkan metode pengajaran yang menarik dan efektif.
3. Peningkatan Kemampuan Observasi: Diklat ini mengajarkan saya untuk mengamati tanda-tanda kecerdasan anak melalui perilaku dan minat mereka. Saya menjadi lebih terampil dalam menilai kekuatan dan kelemahan anak secara individual, sehingga dapat memberikan dukungan yang tepat untuk perkembangan mereka.
4. Meningkatkan Empati dan Kesabaran: Dengan memahami bahwa setiap anak belajar dengan cara yang berbeda, saya menjadi lebih sabar dan empati dalam menghadapi tantangan di kelas. Saya belajar untuk tidak memaksakan satu metode pengajaran, tetapi menyesuaikan dengan gaya belajar anak.
5. Keterampilan Kolaborasi dan Refleksi: Selama diklat, saya sering terlibat dalam diskusi kelompok dan simulasi pengajaran. Ini membantu saya belajar dari pengalaman rekan guru lain, meningkatkan kemampuan kolaborasi, dan mendorong saya untuk terus merefleksikan praktik mengajar saya.
Salah satu momen paling berkesan selama mengikuti diklat ini adalah sesi simulasi pengajaran yang melibatkan permainan peran. Kami diminta merancang aktivitas belajar berdasarkan salah satu jenis kecerdasan majemuk. Pengalaman tersebut tidak hanya memperdalam pemahaman saya, tetapi juga memperluas wawasan tentang potensi anak PAUD.
Secara keseluruhan, diklat ini membuat saya lebih percaya diri dan kompeten dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung. Saya merasa lebih termotivasi untuk terus belajar dan mengembangkan diri sebagai pendidik yang dapat menginspirasi anak-anak. Saya sangat merekomendasikan diklat ini kepada rekan-rekan guru lainnya!
Leave a Comment