Nama saya Iik Sutiyana, S.Pd., MIS, dan saya adalah seorang guru di Miftahul Ulum Sampang. Dalam kesempatan ini, saya ingin berbagi pengalaman berharga yang saya peroleh setelah mengikuti diklat tentang strategi penyusunan modul ajar pembelajaran mendalam. Sebagai seorang pendidik, saya selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan memperdalam pemahaman saya mengenai cara menyusun modul ajar yang tidak hanya sesuai kurikulum, tetapi juga mendorong pembelajaran yang bermakna dan mendalam bagi siswa.
Setelah mengikuti diklat tersebut, saya merasa sangat antusias untuk segera menerapkan ilmu yang saya peroleh di ruang kelas. Materi diklat membuka wawasan saya tentang pentingnya merancang pembelajaran yang berpusat pada murid, kontekstual, dan mendorong keterampilan berpikir tingkat tinggi. Di minggu pertama tahun ajaran baru, saya mencoba menerapkan modul ajar yang telah saya susun dengan pendekatan pembelajaran mendalam untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sosial (IPAS) kelas 4. Tema yang saya pilih adalah “Bagian-bagian Tumbuhan dan Fungsinya.”
Alih-alih langsung memberikan materi dan tugas seperti biasa, saya memulai dengan stimulus mengenai tumbuhan yang ada di lingkungan sekolah. Saya mengajak siswa untuk berdiskusi dan menganalisis bagian dan fungsi dari tumbuhan-tumbuhan tersebut. Saya juga menyusun lembar aktivitas yang menuntun siswa untuk mengeksplorasi materi melalui berpikir kritis, kolaborasi kelompok, dan membuat presentasi sebagai bentuk asesmen formatif.
Awalnya, tidak semua siswa terbiasa dengan metode ini—ada yang masih malu atau bingung karena tidak terbiasa berpikir mendalam. Namun, perlahan mereka mulai terbuka, bertanya lebih aktif, dan terlihat lebih terlibat. Yang paling membanggakan adalah ketika beberapa siswa menyampaikan bahwa mereka jadi lebih paham dan tertarik karena merasa materi yang dipelajari “nyata” dan dekat dengan kehidupan mereka.
Saya menyadari bahwa modul ajar yang dirancang dengan strategi pembelajaran mendalam benar-benar bisa membuat proses belajar lebih bermakna. Tentu masih banyak hal yang perlu saya evaluasi, seperti manajemen waktu dan diferensiasi kebutuhan siswa, tetapi pengalaman pertama ini menjadi motivasi besar bagi saya untuk terus mengembangkan modul ajar yang lebih kontekstual dan transformatif.
Diklat ini sangat jelas rinci dan menyediakan sesi tanya jawab yang memudahkan saya memahami materi yang diberikan. Saya merasakan manfaatnya secara langsung karena metode ini membuat pengajaran menjadi lebih mudah dan strategi yang saya terapkan pun lebih mudah dipahami oleh siswa. Saya berharap untuk terus meningkatkan kualitas pengajaran dan memberikan pengalaman belajar yang lebih baik bagi anak-anak di kelas saya.
Leave a Comment